Beritakompas.com, Kapuas Hulu – Ketua Komisi V DPR-RI, Lasarus didampingi Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan meninjau situs Cagar Budaya Rumah Betang Semangkok di Desa Ariung Mendalam, Kecamatan Putussibau Utara, Jumat (07/04/23).
Rumah Betang Semangkok didirikan sejak tahun 1914 dan diresmikan secara adat pada tahun 1928. Pemerintah pun kemudian menetapkan bangunan ini sebagai cagar budaya pada tahun 1992.
Faustinus Suka Ranglut, Pengelola Situs Cagar Budaya menyampaikan bahwa panjang rumah betang tersebut 60 meter dan dihuni sebanyak 42 Kepala Keluarga di dalam 16 bilik.
“Kami masyarakat Ariung Mendalam sangat berharap dan menginginkan adanya rehabilitasi bangunan Cagar Budaya, karena ini merupakan aset dan kebanggaan kami masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu,” kata Faustinus.
Pada kesempatan sama Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan mengatakan bahwa di Bumi Uncak Kapuas masih banyak rumah betang. Dirinya berharap dengan kehadiran Ketua Komisi V DPR-RI ke situs Cagar Budaya tersebut Pemerintah Pusat bisa membantu untuk melakukan kegiatan rehabilitasi.
“Semoga ke depannya situs Cagar Budaya Rumah Betang yang tertua saat ini di Kabupaten Kapuas Hulu bisa direhabilitasi seperti rumah Betang Lunsa Hilir yang berada di Kecamatan Putussibau Selatan,” harap Bupati Sis.
Sementara Ketua Komisi V DPR-RI, Lasarus menyampaikan, merasa sangat senang bisa datang ke rumah Betang Semangkok sekaligus silaturahmi dengan masyarakat.
Menurutnya solidaritas warga di rumah betang sangat tinggi. Semoga kehadirannya dengan Bupati Kapuas Hulu bisa menjadi kekuatan sehingga situs Cagar Budaya Rumah Betang Semangkok bisa mendapatkan perhatian dari Pemerintah Pusat.
“Saya minta agar masyarakat kita untuk menjaga keamanan Rumah Betang ini, nanti akan saya upayakan membawa mereka dari kementerian untuk kesini agar mereka bisa memperhatikan layak atau tidak kita pugar (recover),” ucapnya.
Lasarus juga berharap warga tertib, terutama dapur harus diperhatikan dengan sebaik mungkin jangan sampai menyebabkan kebakaran. Selain itu juga harus ada pemadam api.
“Karena Saya tidak ingin ada hal yang serupa terjadi, sudah kita rencanakan tetapi terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan, karena kita lengah,” pungkas Lasarus.
(M.Isnaini)