Beritakompas.com, Surabaya – Sebagai bentuk rasa kekecewaan atas sikap arogansi yang dilakukan oleh oknum Satpol-PP kota Surabaya terhadap pedagang PKL di jalan Ngaglik hingga mengakibatkan luka terhadap pedagang, Aliansi Madura Indonesia (AMI) memutuskan turun aksi demontrasi kembali hingga tuntutannya terpenuhi.
Seperti yang diketahui AMI menggelar aksi pertamanya di kantor Satpol-PP kota Surabaya dan ditemui langsung oleh Kasatpol PP yakni Edy Cristianto, namun dalam hal ini penyampaian yang diberikan dirasa kurang, tentang adanya transparansi dari pejabat utama penegak perda tersebut.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Baihaki Akbar, SE ,SH selaku ketua umum AMI yang menginginkan sebuah keterbukaan jika memang sangsi tersebut diberikan, maka sampaikan kepada publik, biar sebagai contoh untuk anggota yang lain biar tidak bersikap arogansi saat melakukan penertiban.
“Sebenarnya kami tidak menginginkan hukuman yang berat, ataupun menginginkan oknum Satpol-PP tersebut dipecat, kami ingin mereka hormat terhadap sang saka merah putih dan membacakan Pancasila, biar mereka itu paham, bahwasanya para PKL itu juga merupakan rakyat Indonesia, bukannya musuh atau penjajah yang harus dilawan,” urai Baihaki Akbar (31/7) dengan tegas usai menggelar aksinya demo.
Sementara itu, Edy Cristianto dalam pertemuannya dengan para perwakilan massa aksi menjelaskan bahwasanya mengucapkan banyak terimakasih atas saran dan kritikannya.
“Kami sudah melakukan klarifikasi, bahwasanya pedagang tersebut melebihi hingga ke jalan pedestrian, dan kami lakukan penertiban, untuk luka tersebut, kami akan segera melakukan pembinaan terhadap anggota kami,” jelas Kasatpol PP kota Surabaya.
(Red)