BeritaKompas.com, MALANG – Kamis (10/8/2023) sekira pukul 15:00 wib di area terminal Dampit, tepatnya di kantor UPT Perhubungan Dampit. Sosok berbadan besar tegap kelahiran Surabaya (15/4/1966), bernama Mohammad Riyadi, NIP 196604152008011012. Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat NIP adalah nomor yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai Identitas yang memuat tahun, bulan, dan tanggal lahir, tahun dan bulan pengangkatan pertama sebagai CPNS/PNS, jenis kelamin CPNS/PNS, dan nomor urut CPNS/PNS.
Riyadi, selaku menjabat Kepala UPT Perhubungan Dampit mengundang wartawan BeritaKompas.com dengan tujuan memberikan jawaban atas viralnya berita yang kurang sedap, berita yang dimaksud https://berita-compasnews.com/diduga-oknum-dishub-dampit-jual-beli-lahan-parkir-serta-bekerjasama-dengan-preman-melakukan-pungli/.
Riyadi menyatakan, berita yang sudah beredar mencatut oknum dari institusinya yang isi dari beritanya mengungkapkan dugaan adanya jual beli lahan parkir di sisi ujung Barat area pasar Dampit serta adanya dugaan pungli kurang tepat alias tidak benar atau hoaks, dan meminta tolong dibuktikan kevalidan dugaan jual beli lahan parkir yang dimaksud.
“Akar permasalahan yang terjadi disebabkan turunnya SPJP (Surat Penunjukan Juru Parkir) yang diterbitkan dan dianggap resmi serta ditanda tangani oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Malang yakni Drs Bambang Istiawan, selaku Pembina Utama Muda di Institusi Dinas Perhubungan Kabupaten Malang”, ungkap Riyadi.
Riyadi menambahkan, SPJP yang diterbitkan di Kepanjen bulan Juni lalu menerangkan lokasi titik parkir yaitu di sebelah Barat Pasar Kaki Lima Jalan Masjid TJU (Tepi Jalan Umum). Secara resmi menunjuk Muhammad Rifki dan Buari sebagai Juru Parkir (Jukir) yang sah.
“Mungkin ada pihak yang berkepentingan tidak suka atau tidak terima atas SPJP yang sudah diterbitkan tersebut. Saya selaku Kepala UPT Perhubungan disini sudah mengimbau supaya para jukir resmi yang ada di area pasar Dampit bisa tertib dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku”, tutur Riyadi.
Masih menurut Riyadi, akan menertibkan dan menindak tegas bila menemukan pungli yang dilakukan oleh jukir liar alias jukir tidak resmi. Personil jukir resmi harus mempunyai surat tugas penunjukkan juru parkir, KTA dan rompi jukir.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Polsek Dampit juga Koramil Dampit untuk membantu menindak lanjuti dugaan Jukir liar maupun pungli dan akan melakukan Sidak. Bilamana ditemukan Jukir liar maupun pungli, akan kami tindak sesuai hukum yang berlaku”, tegas Riyadi.
Ditempat lain, Mistari alias Misjari, konon kabarnya pernah menjadi koordinator parkir di seluruh area Pasar Dampit yang mengaku sudah pensiun dari dunia parkir, banyak bekerja di Jakarta, saat ditemui wartawan BeritaKompas.com di sekitar pasar Dampit, Kamis sore (10/8/2023).
Misjari menyampaikan pendapatnya, bahwa pemberitaan yang sudah beredar kurang tepat dan harus diluruskan biar tidak menimbulkan fitnah maupun gejolak masyarakat, khususnya bagi para jukir resmi serta warga dan pelaku usaha di pasar Dampit.
“Itu penjelasan saya tidak ada, itu informasi palsu, itu sebetulnya sejak tahun 2016 awal ada pergantian jukir sebelah Selatan itu karena adik saya ipar, kerja di parkirnya sendiri. Disebelah Utara digantikan oleh Humaidi. Yang sebelah Utara atas nama saya, sebelah Barat namanya Muhaimin, ada yang namanya Dei mengajukan parkir di tempat depannya toko Usaha Baru (UB), lalu digantikan Muhaimin. Karena memang ada pergantian akhirnya digantikan Yulianto”, ujar Misjari.
Misjari juga menerangkan, dugaan penjualan lahan parkir itu tidak ada, palsu semua. Terkait masalah pungli itu juga tidak tahu menahu dan meminta tolong ditelusuri benar maupun tidaknya pungli yang diduga dilakukan oleh oknum jukir resmi ataupun jukir liar disidak sesuai aturan Dishub yang ada. Disinggung terkait terbitnya SPJP yang diduga menjadi akar permasalahan, Misjari hanya memberikan sedikit komentar.
“Kalau masalah SPJP saya tidak bisa menjelaskan, karena saya sudah tidak berkecimpung di perparkiran saya cuman dianggap koordinator, cuman sejak jaman 2015 akhir, saya sudah menyerahkan tanggung jawab saya selaku koordinator perparkiran, dan anak-anak yang dulu ikut kerja saya bawa ke terminal, ke UPT Perhubungan waktu jamannya pak Didik, sudah saya suruh setor sendiri-sendiri”, pungkas Misjari.
(Reagan)