BeritaKompas.com, MALANG – Rangkaian penyelidikan dan penangkapan terkait dengan aksi teror bom Astana Anyar, di mana sosok bernama S alias Supri diduga menjadi otak di balik pembuatan bom tersebut. Dari pengakuan para tersangka, terungkap bahwa kelompok S merupakan anggota jaringan teror yang masih aktif dan berencana untuk melakukan aksi-aksi bom berikutnya, termasuk rencana untuk meledakkan Mapolresta Surakarta.
Tindakan terorisme yang diungkap oleh Densus 88 dalam rangkaian penyelidikan tersebut sangat mengkhawatirkan dan menunjukkan betapa pentingnya kerja sama antara aparat keamanan dan masyarakat dalam mencegah aksi terorisme. Terorisme merupakan ancaman serius terhadap keamanan dan stabilitas suatu negara, dan upaya untuk melawan ideologi yang membajak simbol-simbol agama ini adalah langkah yang krusial.
Selain itu, kelompok S juga menggunakan lembaga pendidikan agama sebagai kedok untuk rekrutmen anggota dan sebagai alat untuk mendapatkan dana termasuk biaya pembuatan bom melalui kotak sumbangan dengan label “Sahabat Langit” dan “Sahabat Ummat.”
Densus 88, sebagai unit khusus dalam kepolisian yang bertugas menangani terorisme, akan terus melakukan pendalaman dan pengembangan terhadap setiap orang yang terlibat dalam aksi teror bom Astana Anyar dan rencana-rencana teror selanjutnya. Pihak kepolisian juga meminta peran serta masyarakat dalam memberikan informasi jika menemukan hal-hal yang mencurigakan di lingkungannya dan membangun kesadaran kolektif atas marabahaya ideologi teror yang mencoba membajak simbol-simbol agama.
Tindakan pencegahan dan kerjasama dari masyarakat sangat penting dalam menghadapi ancaman terorisme guna menjaga keamanan dan ketertiban bersama. Upaya bersama ini diharapkan dapat memitigasi (upaya mengurangi resiko) potensi aksi terorisme dan melindungi masyarakat dari bahaya yang ditimbulkan.
(Reagan)