Beritakompas.com, Kapuas Hulu – Kebutuhan transfusi darah terus meningkat sehingga menyebabkan stok darah di Unit Transfusi Darah (UTD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Achmad Diponegoro Putussibau terus menipis.
“Untuk ketersediaan darah di rumah sakit menipis. Mengingat sewaktu bulan puasa kami tidak melakukan bakti sosial donor darah sehingga stok hingga saat ini masih kurang,” kata dr. Herlina Direktur RSUD Achmad Diponegoro Putussibau, Jumat (05/05/2023).
Herlina menyampaikan dalam waktu dekat ini pihaknya bersama PMI Kapuas Hulu akan mengadakan donor darah.
“Karena PMI kerja sama dengan kami dalam mencari darah, jadi kami itu beriringan,” ujarnya.
Herlina mengatakan untuk saat ini seperti biasa bila pihaknya membutuhkan darah langsung dari keluarga pasien yang mencari pendonor.
“Untuk ketersediaan darah ini tergantung dari kebutuhan pasien, makin banyak kasus perdarahan atau operasi maka kebutuhan akan darah meningkat,” jelasnya.
Dengan diadakannya donor darah gratis dalam waktu dekat ini, Herlina berharap banyak masyarakat bisa ikut berpartisipasi menyumbangkan darahnya.
Menyikapi menipisnya ketersediaan darah di rumah sakit, Pieter Mario Elpradivta Sekretaris PMI Kapuas Hulu menyampaikan, bahwa terkait stok darah PMI Kapuas Hulu hingga saat ini belum mempunyai UTD sendiri seperti beberapa PMI di luar.
“Kita pun tidak ada stok darah. Untuk sementara PMI Kapuas Hulu sifatnya mensupport UTD RSUD Putussibau. Kita untuk mendapatkan pendonor dengan menjemput bola dalam beberapa kegiatan atau event,” ujarnya.
Pieter mengatakan pihaknya saat ini baru menyusun perencanaan untuk UTD. Membangun UTD seperti mendirikan rumah sakit juga dan nantinya akan menjadi fasilitas kesehatan sendiri layaknya klinik atau apotik.
“Sampai saat ini untuk tempat belum valid, tapi intinya nomenklatur dan pengelolaannya dulu kita benahi. Karena jika PMI sudah memiliki UTD, otomatis di rumah sakit tidak lagi transfusi darah, mereka hanya menyimpan saja,” jelasnya.
Pieter mengatakan hampir setiap hari masyarakat menghubungi PMI Kapuas Hulu yang meminta pertolongan darah, namun pihaknya belum bisa berbuat banyak.
“PMI bekerjasama dengan UTD rumah sakit untuk mengontak relawan pendonor dan diarahkan ke rumah sakit,” ucapnya.
Lanjut Pieter, secara teori Kabupaten Kapuas Hulu memerlukan 14 kantong darah setiap harinya. Namun memang perlu waktu karena secara organisasi PMI Kapuas Hulu ini baru aktif lagi sehingga masih harus berproses untuk bisa lebih mandiri seperti PMI Kota Pontianak.
“Dalam waktu dekat kami juga akan menyurati seluruh OPD dan instansi vertikal untuk menyiapkan relawan pendonor yang siklus waktunya kita atur supaya setiap hari ada stok darah,” ungkapnya.
Pieter berharap kepada masyarakat agar dapat memiliki kesadaran untuk melakukan donor darah sehingga dapat membantu masyarakat Kapuas Hulu yang benar-benar membutuhkan darah.
“Jangan takut untuk donor darah karena pasti diperiksa dulu,” ucapnya.
Sementara Wahyudi Hidayat Ketua PMI Kapuas Hulu mengimbau warga untuk secara sukarela mendonorkan darahnya. Mengingat, ketersediaan darah di rumah sakit yang terus menipis akibat banyaknya permintaan.
“Untuk pengurus, pemerintah daerah dan masyarakat mari bersama dalam memupuk rasa kemanusiaan di tengah-tengah masyarakat, khususnya di Kabupaten Kapuas Hulu dengan berbagai langkah termasuk dengan donor darah,” ajaknya.
Wabup mengatakan dirinya juga belum lama ini melakukan donor darah karena baginya donor darah itu justru membuat dirinya lebih sehat.
“Tak lama lagi, kita bersama rumah sakit akan melakukan kegiatan donor darah. Kita harap banyak masyarakat Kapuas Hulu mengikuti kegiatan donor tersebut,” pungkasnya.
(M.Isnaini)